Waktu pertama kali merancang rumah, jujur saja saya lebih fokus ke bagian dapur dan taman belakang. Lantai? Ah, yang penting nggak licin dan gampang dibersihkan. Tapi ternyata, saat mulai masuk ke tahap finishing, saya sadar bahwa lantai itu menentukan suasana seluruh rumah. Dari situlah saya mulai mengeksplor berbagai jenis lantai. Vinyl? Terlalu rentan lembab. Kayu asli? Mahal dan perawatannya ribet. Lalu muncullah satu pilihan yang akhirnya saya pilih dan tidak saya sesali: lantai keramik.
Dan di sinilah saya ingin cerita kenapa menurut saya, keramik adalah solusi paling masuk akal dan estetik untuk rumah keluarga Indonesia.
Kenapa Saya Memilih Lantai Keramik?
Setelah diskusi dengan tukang dan arsitek rumah, saya memutuskan untuk fokus ke keramik. Bukan tanpa alasan. Ini beberapa keunggulan yang saya pertimbangkan waktu itu:
1. Tahan Lama
Keramik dikenal sangat kuat. Tidak mudah tergores, tidak mudah pecah kalau pemasangannya benar. Bahkan, lantai di rumah lama orang tua saya pakai keramik dari tahun 90-an dan masih oke sampai sekarang.
2. Mudah Dibersihkan
Sebagai orang yang punya dua anak kecil dan satu kucing, ini penting banget. Tumpahan makanan, coretan krayon, sampai jejak kaki kotor bisa dibersihkan dengan kain basah.
3. Banyak Pilihan Motif
Saya bisa sesuaikan desain dengan tema ruangan. Mau motif batu alam untuk taman, motif kayu untuk kamar tidur, atau putih glossy untuk dapur—semuanya ada.
4. Tahan Terhadap Air
Beda dengan lantai kayu atau vinyl, keramik nggak akan menggelembung kalau terkena air. Cocok banget untuk iklim tropis yang lembap seperti Indonesia.
5. Harga Relatif Terjangkau
Dengan budget yang sama, saya bisa dapat keramik yang bagus dibanding material lain. Bahkan ada merek lokal dengan kualitas ekspor.
Dari semua pertimbangan ini, akhirnya saya putuskan: semua lantai rumah akan pakai keramik—tinggal pilih jenis dan ukurannya saja.
Jenis-Jenis Keramik yang Saya Temukan
Waktu masuk toko bahan bangunan, saya baru tahu ternyata jenis keramik itu banyak banget. Ini beberapa yang saya pertimbangkan dan pelajari:
1. Keramik Glazed
Ini keramik standar dengan lapisan glasur di atasnya. Cocok untuk arsitektur ruang tamu dan kamar tidur. Permukaannya halus, warna tahan lama.
2. Keramik Unglazed
Tanpa glasur, tapi lebih tahan aus. Sering dipakai di area luar ruangan atau lantai yang sering dilalui.
3. Keramik Homogeneous
Tekstur dan warna menyatu sampai ke dalam. Kuat, padat, cocok untuk area sibuk seperti garasi atau dapur. Saya pakai ini untuk area dekat pintu masuk.
4. Keramik Motif Kayu
Ini favorit istri saya. Cocok untuk kamar tidur atau ruang TV karena memberikan kesan hangat. Kami akhirnya pilih ini untuk ruang keluarga agar terasa cozy.
5. Keramik Motif Batu Alam
Saya pakai ini untuk teras depan dan belakang. Motifnya keren dan memberikan kesan alami tapi tetap bersih dan modern.
Ukuran dan Bentuk: Lebih Variatif dari yang Saya Kira
Dulu saya kira keramik cuma segi empat 30×30 atau 40×40. Tapi ternyata ukurannya banyak banget:
-
25×25 cm – klasik dan cocok buat kamar mandi
-
60×60 cm – favorit banyak orang untuk ruang utama
-
15×60 cm – bentuk panjang seperti papan kayu
-
80×80 cm – cocok untuk rumah minimalis modern
-
Hexagonal – untuk kesan unik dan artistik
Saya akhirnya pilih ukuran 60×60 untuk ruang tamu karena lebih sedikit nat (garis sambungan), jadi terlihat lebih luas dan bersih.
Tips Memilih Keramik Berdasarkan Ruangan
Dari pengalaman renovasi rumah kemarin, ini tips dari saya berdasarkan jenis ruangannya:
1. Ruang Tamu
Pilih yang berukuran besar dan warna terang. Kalau suka minimalis, pilih yang polos. Kalau suka elegan, pilih motif marmer.
2. Kamar Tidur
Motif kayu atau warna hangat bisa membuat suasana lebih nyaman. Hindari yang terlalu glossy karena bisa terasa dingin.
3. Dapur
Pilih yang anti licin, mudah dibersihkan, dan tahan noda. Warna netral seperti abu atau beige sangat cocok.
4. Kamar Mandi
Pakai keramik kasar atau anti slip. Untuk dinding, boleh pakai yang glossy agar mudah dibersihkan dari jamur.
5. Teras dan Outdoor
Pilih keramik yang tahan cuaca dan tidak licin. Motif batu alam atau warna gelap cocok untuk area ini.
Proses Pemasangan: Jangan Asal Pasang!
Setelah keramik dibeli, pekerjaan belum selesai. Pemasangan harus presisi. Dan di sini saya belajar dari pengalaman—karena ada satu ruangan yang pemasangannya miring dan saya harus bongkar ulang.
Beberapa hal penting saat pemasangan:
-
Pastikan lantai dasar rata dan kering
-
Gunakan semen khusus atau tile adhesive yang sesuai
-
Jaga jarak antar keramik (nat) agar tidak retak
-
Pakai waterpass agar tidak miring
-
Biarkan kering minimal 24 jam sebelum diinjak
Saran saya, kalau kamu tidak yakin, gunakan tukang berpengalaman. Lebih baik bayar lebih mahal sedikit daripada bongkar ulang.
Tren Desain Keramik Rumah Masa Kini
Ternyata, keramik juga mengikuti tren! Beberapa yang saya lihat dan saya coba terapkan:
1. Keramik Motif Marmer Putih
Memberikan kesan mewah dan elegan. Banyak dipakai di ruang tamu modern.
2. Warna Monokrom dan Abu Tua
Cocok untuk rumah industrial dan minimalis. Saya pakai ini di dapur dan hasilnya sangat clean look.
3. Pola Chevron dan Herringbone
Dipasang menyilang seperti huruf V. Terlihat unik dan dinamis. Cocok untuk lorong atau kamar mandi.
4. Kombinasi Dua Motif
Beberapa orang menggabungkan motif polos dan bermotif di satu ruangan. Misalnya, polos untuk seluruh area, lalu satu bagian sebagai aksen.
Untuk referensi dan inspirasi lebih lengkap soal tren keramik terbaru, kamu bisa cek juga Arsitektur Indonesia – Majalah Asrinesia yang sering membahas desain interior kekinian dan update gaya hunian minimalis modern.
Perawatan Keramik: Mudah Tapi Harus Rutin
Satu alasan saya pilih keramik adalah perawatannya mudah. Tapi tetap butuh perhatian agar tetap awet dan bersih.
Beberapa tips dari pengalaman saya:
-
Bersihkan secara rutin dengan pel basah
-
Gunakan cairan pembersih ringan (hindari bahan asam keras)
-
Bersihkan nat secara berkala dengan sikat kecil
-
Hindari menyeret barang berat di atasnya
-
Tambahkan alas kaki di area pintu masuk untuk mengurangi pasir
Dengan perawatan yang benar, keramik bisa bertahan belasan bahkan puluhan tahun.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi
Saya sempat melakukan beberapa kesalahan kecil yang akhirnya jadi pelajaran:
-
Memilih keramik terlalu licin untuk kamar mandi → akhirnya ganti setelah hampir terpeleset
-
Salah arah pola saat pasang → hasilnya jadi tidak simetris dan mengganggu
-
Tidak menyimpan sisa cadangan keramik → sulit cari motif yang sama kalau perlu penggantian nanti
Jadi, pastikan beli keramik cadangan 10% lebih banyak dari total kebutuhan, siapa tahu ada yang pecah atau dibutuhkan di masa depan.
Harga dan Merek Rekomendasi
Harga keramik bervariasi tergantung ukuran, motif, dan kualitas:
-
Kelas ekonomis: Rp 40.000 – Rp 70.000/m²
-
Menengah: Rp 80.000 – Rp 150.000/m²
-
Premium dan impor: bisa di atas Rp 300.000/m²
Beberapa merek lokal yang saya pakai dan puas dengan hasilnya:
-
Roman
-
Platinum
-
Milan
-
Arwana
-
Indogress (untuk segmen premium)
Apakah Saya Akan Pilih Keramik Lagi di Masa Depan?
Tanpa ragu: iya. Bahkan saya sekarang sedang bantu desain rumah kakak, dan saya langsung merekomendasikan keramik sebagai pilihan utama.
Alasannya sederhana: keramik itu versatile, awet, dan bisa diandalkan. Cocok untuk rumah keluarga yang butuh estetika tapi tetap praktis.
Siapkan tempat nyaman di rumah sendiri: Ruang Santai Estetik: Inspirasi Sudut Nyaman Healing di Rumah