Kesalahan Pemasangan Keramik

Jakarta, inca-construction.co.id – Siapa sangka, hal yang terlihat sepele seperti Kesalahan Pemasangan Keramik bisa jadi mimpi buruk dalam jangka panjang? Banyak orang mikirnya, “Ah, tinggal tempel. Yang penting rata, selesai.” Padahal realitanya jauh dari sekadar itu.

Saya pernah ketemu dengan seorang tukang keramik senior di proyek rumah cluster pinggiran Bogor. Namanya Pak Amir. Waktu itu, dia sempat nyeletuk sambil senyum, “Yang sering bikin orang marah itu bukan harga keramiknya, tapi setelah pasang, pas injek kok bunyi tek-tek.”

Dan benar saja. Salah satu penghuni baru di cluster itu baru sadar kalau ada bagian lantai yang kopong dan mulai retak dalam tiga bulan. Biaya perbaikannya? Lebih mahal dari harga pasang awal. Sakit hati? Pastinya.

Di Indonesia, banyak kasus seperti itu terjadi karena kurangnya pemahaman pemilik rumah, dan—jujur saja—karena tukang kadang terburu-buru menyelesaikan proyek biar cepat dibayar.

Makanya, penting banget buat tahu apa saja kesalahan umum dalam pemasangan keramik. Biar kamu bisa awasi proyek dengan lebih bijak, meskipun kamu bukan arsitek atau insinyur.

7 Kesalahan Pemasangan Keramik yang Harus Kamu Hindari Sejak Awal

Kesalahan Pemasangan Keramik

Berikut adalah daftar kesalahan yang paling sering terjadi dalam proses pemasangan keramik, baik di lantai maupun dinding:

1. Tidak Merendam Keramik Sebelum Dipasang

Terdengar sepele, tapi ini penting banget.

Keramik, terutama yang tidak berglazur, bersifat menyerap air. Kalau langsung dipasang tanpa direndam, air dari adukan semen bisa terserap ke dalam keramik. Hasilnya? Daya lekat menurun dan dalam waktu singkat bisa copot atau kopong.

Solusi: Rendam keramik dalam air bersih selama 15–30 menit sebelum digunakan.

2. Adukan Semen yang Terlalu Encer atau Terlalu Kental

Adukan yang terlalu encer bikin keramik gampang bergeser dan daya rekat rendah. Tapi kalau terlalu kental, bisa susah diratakan dan bikin permukaan jadi naik-turun.

Ini sering terjadi karena tukang ngira “semakin banyak semen, semakin kuat.” Padahal enggak selalu begitu.

Solusi: Ikuti rasio standar semen:pasir:air. Bisa gunakan produk perekat keramik instan kalau mau hasil lebih konsisten.

3. Tidak Menggunakan Alat Waterpass

Tukang yang memasang “pakai feeling” biasanya bangga dengan kecepatan. Tapi begitu lantai kering, kamu baru sadar bagian tengah kamar mandi lebih tinggi daripada pinggirannya. Air pun menggenang.

Waterpass atau alat ukur kemiringan itu penting, terutama untuk area basah seperti kamar mandi, dapur, atau teras.

Solusi: Wajib ukur kemiringan dan kerataan sebelum dan sesudah pemasangan. Jangan asal pasrah.

4. Tidak Memberikan Nat (Ruang Antarkeramik) yang Cukup

Banyak yang pengen tampilan lantai yang ‘full rapat tanpa garis’. Tapi tahukah kamu, tidak memberi jarak nat bisa menyebabkan keramik saling tekan saat cuaca berubah?

Akibatnya: Kesalahan Pemasangan Keramik bisa meledak atau pecah sendiri saat siang hari panas dan malam hari dingin.

Solusi: Berikan nat minimal 2 mm. Gunakan nat fleksibel atau epoxy untuk area yang rentan.

5. Pemasangan di Subfloor yang Belum Stabil

Ini sering terjadi di proyek renovasi cepat. Tukang buru-buru pasang keramik padahal permukaan beton belum kering sempurna atau masih retak-retak halus.

Lama-lama, Kesalahan Pemasangan Keramik akan mengikuti gerakan lantai. Kalau dasar lantai turun, keramik bisa pecah atau terangkat.

Solusi: Pastikan substrat kering dan padat. Kalau perlu, lapisi dengan waterproofing atau bahan bonding agent.

6. Pemasangan Pola Tidak Konsisten

Pernah lihat lantai motif kayu yang ujung-ujungnya saling tabrakan arah? Atau dinding kamar mandi yang pola mozaiknya asal tempel?

Ini sering terjadi karena tukang tidak memperhatikan arah pola atau tidak membuat perencanaan layout.

Solusi: Sebelum mulai, atur layout pola keramik. Tandai dengan spidol atau kapur bangunan.

7. Tidak Membersihkan Sisa Semen atau Lem Keramik

Keramik itu punya pori. Kalau setelah pasang langsung ditinggal, sisa adukan bisa mengering dan menempel permanen. Akibatnya, tampilan kusam dan sulit dibersihkan.

Solusi: Lap Kesalahan Pemasangan Keramik dengan spons basah setelah pemasangan. Untuk sisa nat kering, gunakan cairan pembersih khusus.

Keramik Bunyi Kopong, Harus Dibongkar atau Bisa Diperbaiki?

Satu masalah yang paling banyak dikeluhkan setelah Kesalahan Pemasangan Keramik adalah bunyi kopong. Kamu injak lantai, dan tiba-tiba terdengar suara ‘tek-tek’, mirip lantai kosong.

Penyebab Utama Bunyi Kopong:

  • Adukan tidak merata

  • Tidak ditekan cukup saat pemasangan

  • Permukaan dasar bergelombang

  • Tidak direndam dulu

  • Tidak diberi nat yang cukup

Apakah Harus Dibongkar?

Tergantung. Kalau bunyinya kecil dan tidak mengganggu, bisa dibiarkan. Tapi kalau sudah muncul retak rambut atau mudah terangkat saat diinjak, wajib dibongkar.

Ada juga teknik injeksi lem khusus yang bisa digunakan tanpa harus bongkar seluruh keramik. Tapi perlu teknisi yang terlatih.

Tips: Jangan tunda terlalu lama perbaikan keramik kopong. Karena air bisa masuk, dan dalam jangka panjang bikin lantai jamuran bahkan rusak total.

Biaya, Waktu, dan Rekomendasi untuk Pemasangan Keramik yang Benar

Berapa Biaya Pasang Keramik Saat Ini?

Harga pasang keramik (non-material) di daerah Jabodetabek umumnya:

  • Keramik standar: Rp 50.000–75.000/m²

  • Keramik mozaik: Rp 80.000–100.000/m²

  • Pemasangan dengan nat epoxy: bisa lebih mahal

Tapi ingat, harga murah tidak selalu sebanding dengan kualitas. Tanya portofolio kerja tukang sebelum deal.

Waktu Pengerjaan

Idealnya, pemasangan 20–25 m² per hari oleh 2 orang tukang. Tapi bisa lebih cepat kalau areanya luas dan tidak banyak potongan/pola.

Rekomendasi Bahan Tambahan

  • Lem keramik: untuk lantai atas, kamar mandi

  • Nat epoxy: tahan jamur dan air

  • Aluminium list: buat tepi tangga atau perbatasan keramik dan parket

Catatan: Gunakan produk lokal berkualitas dari merek terpercaya. Banyak kok yang bagus dan harga bersahabat.

Penutup—Pasang Keramik Itu Soal Seni, Bukan Cuma Kuli Bangunan

Kesalahan Pemasangan Keramik adalah seni detail. Meskipun terdengar teknis dan kasar, tapi hasil akhirnya akan jadi wajah rumahmu untuk bertahun-tahun ke depan.

Kalau kamu sedang bangun atau renovasi rumah, ingat:
Jangan asal pilih tukang. Jangan cuma lihat harga keramik. Perhatikan teknik pemasangannya. Karena satu baris Kesalahan Pemasangan Keramik yang salah, bisa rusak semuanya.

Dan buat para Gen Z dan Milenial yang mulai mandiri punya rumah sendiri, jangan ragu untuk belajar teknis kayak gini. Nggak harus jago, tapi cukup paham buat bisa diskusi dengan tukang dengan percaya diri.

Akhirnya, rumah yang nyaman itu bukan soal luasnya, tapi soal bagaimana kita menyusun setiap bagiannya dengan cermat. Termasuk… lantainya.

Baca Juga Artikel dari: Pagar Beton: Solusi Kuat dan Estetik untuk Pembatas Properti

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Arsitektur

Author

By Hendra